Jumat, 08 April 2011

IMOBILITAS


BAB II
ISI
A.    Definisi Body Mechanice
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPQkXSfeVPyX8j6Dq1bjzoG-vep8AV3DlsrlhZkZnf_5xeHTiPueQuDazXJnRVRSqC5mQRoT5wsHk1XRpj_SKGeuXxpj21w5y9pOaWiX38YBXjOk-Zq5wqlhv78f5CWO1UQCjdpoXYJoU/s320/SKE1ATL.BMP
Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkung, bergerak, dan melakukan aktifitas tubuh sehari – hari.
Sistem muskoskeletal adalah  sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membenturangka (skelet).
Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cidera sistem muskuloskeletal, mekanika yang tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkiinkan mobilisasi fisik tanpa terjadinya ketegangan otot dan energi otot yang berlebihan. Mobilisasi sendiri mempunyai tujuan
1.      Mengekspresikan emosi dengan gerakan non ferbal
2.      Perathanan diri
3.      Pemenuhan kebutuhan dasar
4.      Aktifitas kehidupan sehari-hari
5.      Kegiatan rekreasi
Mekanika tubuh di bagi menjadi 3
1.      Kesejajaran tubuh
Merupakan istilah yang sama dan yang mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh berfungsi mengurangi ketegangan pada tubuh muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot secara ade kuat, dan menunjang kesimbangan.
2.      Kesimbangan tubuh
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh tanpa keseimbangan ini, pusat grafitasi akan berubah, akan menyebabkan peningkatan gaya grafitasi sehingga menyebabkan resiko jatuh dan cidera. Keseimbangan tubuh di peroleh jika dasar penopang luar, pusat grafitasi berada pada dasar penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat garis grafitasi ke dasar penopang. Keseimbangan tubuh juga dapat ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat grafitasi, yang dapat dicapai pada posisi jongkok.semakin sejajar poster tubuh, semakin besar keseimbangannya (perry dan potter, 1994).
Keseimbangan diperlukan untuk mempertahankan posisi, memperoleh kestabilan selama bergerak dari posisi ke posisi lain, melakukan aktifitas sehari-hari, dan bergerak bebas dikomunitas. Kemampuan untuk mencapai keseimbangan di pengaruhi oleh penyakit, gaya berjalan yang tidak stabil pada tolder, kehamilan, medikasi, dan proses manua. Gangguan pada kemampuan ini merupakan ancaman utuk keselamatan fisik dean dapat menyebabkan ketakuatan terhadap keselamatan seseorang dengan membatasi diridalam beraktifitas (berg et al, 1992).
3.      Koordinasi gerak tubuh
Berat adalah gaya pada tubuhyang digunakan terhadap grafitasi. Ketika suatu objek diangkat, pengangkat harus menguasai nberat objek dan mengetahui pusat grafitasinya. Pada objek yang simetri pusat grafitasi berada tepat pada pusat objek. Karna manuasia tidak mempunyai bentuk giometris yang sempurrna, maka pusat grafitasinya biasa berada pada 55% sampai 57% tinggi badanya ketika berdiri dan berada ditengah. Gaya berat selalu berada ditengah, hal ini menjadi alasan mengapa objek yang tidak seimbang itu jatuh. Selain yang tidak stabil itu jatuh karena pusat graafitasinya tidak seimbang, gaya grafitasi berat mereka yang akhirnya menyebabkan mereka jatuh. Oleh karena itu perawat perluy mengatur interfensi keperawatan yang melindungi klain dari jatuh dan menjami keselamatannya.
Friksi adalah gaya yang muncul dengan ahar gerakan yang berlawanan pada gerakan benda. Jika perawat bergerak, berpindah, atau menggerakan kalain di atas tempat tidur maka akan terjadi friksi. Perawat mengalami friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar. Semakin besar permukaan suatu objek yang bergerak, semakin besar friksi. Jika klain tidak mampu pindah sendiri di tempat tidur maka lengan klain di letakkan menyilang di dada. Haal ini meminimalkan permukaan tubuh dan mengurangi friksi.


B.     Regulation Of  Movement
Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintegrasi dari sisten skeletal, otot skelit, dan sistem saraf. Karna ketiga sistem ini berhubungan erat dengan mekanisme pendukung tubuh, sistem i ni dapat di anggap sebagai 1 unit fungsional.
1.      Sistem Skelital  
Skelit adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari 4 tipe tulang :
a.       Tulang Panjang
Menbentuk tinggi tubuh (mis. Femur, fibula,  dan tibia pada kaki) dan panjang (mis. Falang pada jari tangan dan jari kaki).
b.      Tulang Pendek
Ada dalam bentuk berkelompok, dan ketika di kombinasikan dengan ligamen dan katilago, akan menghasilkan gerakan pada ekstremitas. 2 contoh tulang pendek : adalah tulang karpal di kaki dan tulang patela di lutut.  Misal:
c.        Tulang Pipih          
Mendukung struktur bentuk, seperti tulang di tengkorak dan tulang rusuk di toraks.
d.      Tulang Ireguler
Membentuk kolumna vetebra dan beberapa tulang tengkorak, seperti mandibula.

Skelet tempat melekatnya otot dan ligamen. Ikatan ini menyebabkan gerakan dari bagian skelet, seperti membuka dan menutup mulut atau meluruskan lengan atau kaki. Skelet juga melindungi organ vital. Misalnya, tengkorak melindungi otak dan rusuk melindungi jantung dan paru.  Tulang membantu mengantur keseimbangan kalsium. Tulang dapat menyimpan kalsium dan menyebarkanya ke aliran darah jika dibutuhkan.
Klien yang mengalami gangguan pengaturan dan metabolisme kalsium beresiko mengalami osteoforosis dan fraktur patologis (fraktur yang disebabkan oleh kelemahan jaringan tulang)
Pengaturan gerak ( sistim sekeletal ) terdiri :
1.       Karateristik Tulang          
Karateristik tulang meliputi kekokohan, kekakuan, dan elastisitas. Kekokohan tulang itu merupakan hasil tulang dari adanya garan anorganik seperti kalsium dan fosfat, yang tersebar dalam matriks tulang. Kekokohan berhubungan dengan kekakuhan tulang, yang penting untuk mempertahankan tulang panjang tetap lurus, dan membuat tulang dapat menyangga berat badan saat berdiri. Selain itu, tulang mempunyai tingkat elastisitas dan leksibilitas skelit yang dapat berubah sesuai usia.

2.      Sendi
Sendi adalah hubungan di antara tulang. Setiap sendi di klarifikasikan sesuai dengan struktur gan tingkat mobilisasinya. Ada 4 klasifikasi sendi :
a.       Sendi Sinastotik
Mengacu pada ikatan tulang dengan tulang. Tidak ada pergerakan pada tipe sendi ini, dan jaringan tulang yang dibentuk di antara tulang mendukung kekuatan dan stabilitas.

b.      Sendi Kartilaginus (sendi SInkondrodial)
Memiliki sedikit pergerakan, tetapi elastis dan menggunakan kartilago untuk menjatuhkan permukaanya. Sendi kartilago dapat ditemukan ketika tulang mengalami penekanan yang konstan, seperti sendi, kostosternal antara sternum dan iga.

c.       Sendi Fibrosa ( Sendi Sindesmudial)
Adalah sendi tenpat kedua permukaan tulang disatukan dengan ligamen atau membran. Serat atau ligamenya pleksibel dan dapat di regangkan, dapat bergerak dalam jumlah terbatas.

d.      Sendi Senovial
Sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat digerakan secara bebas karna permukaan tulang yang berdekatan dilapisi kartilago artikular dan dihubungkan oleh ligamen sejajar.
3.      Ligamen
Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih mengkilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan dengan kartilago




4.      Tendon
Tendon adalah jaringan ikat fidrosa berwarna putih yang menghubungkan otot lengan . tendon bersifat kuat, fleksibel dan tidak elastis serta mempunyai panjang dan ketebalan yang berfariasi.
tendon
5.      Kartilago
Kartilago adalah jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler, yang terletak di sendi torak, trakea, laring, hidung dan telinga.
6.      Otot Sekelet
Oto sekelet mempunyai kemampuan untuk berkontraksi dan berlelaksasi.
Ada dua tipe kontraksi otot :
a.       Kontraksi isotonik adalah peningkatan tekanan otot yang menyebabkan otot memendek
b.      Kontraksi isometik adalah menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif.
Pengaturan postur dalam gerakan otot dipengaruhi oleh stonis otot yang memungkinkan bagian tubuh mempertahankan posisi fungsional tanpa kelemahan otot yang diperlukandalam aktifitas sehari – hari untuk membantu mempertahankan pengaturan pergerakan otot. Otot dibagi menjadi 3 :
a.       Otot Antogonistik, untuk pergerakn sendi
b.      Otot Sinergistik  untuk menyempurnakan gerak sendi
c.       Otot Antigrafitas untuk mempengaruhi stabilitas sendi
7.      Sistem Saraf
Pergerakan dan postur tubuh diatur oleh sistem saraf. Termasuk transmisi implus yang yang turun dari jalur motorik komedulas spinalis, trnamisi implus dari sistem saraf kesistim muskoloskeletal merupak peristiwa kimia listrik dan membutuhkan neuro transmiter (sustansi kimia seperti asetilkolin yang memindahkan listrik dari saraf yang bersilangan pada simpul mioneural ke otot.

C.    Principle of body mechanics
Prinsim mekanika tubuh penting bagi perawat dan klain. mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatn dan mencegah kecacatan. Misalnya, perawat dalam menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktifitas keperawatan seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakan obyek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. jika digunakan dengan benar, kekuatan ini meningkatkan efisiensi perawat. Pengguanaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat untuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien (owen & garg, 1991). Perawat juga menggabungkan pengetahuan tentang peengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh.
PRINSIP MEKANIKA TUBUH UNTUK TENAGA KESEHATAN
Kegiatan
Rasional
Mengguanakan alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi
Dua orang tenaga kesehatan dan membagi beban kerja menjadi 50%
Dorongan klien untuk membantu sebanyak mungkin
Hal ini mendukung kemampuan dengan meminimalkan beban kerja
Jaga punggung, leher, pelvis, dan kaki lurus cegah terpelincir.
Menurangi resiko cidera terpelintir
Fleksikan lutut: buat kaki tetap lebar 
Dasr yang luas meningkat kestabilan.
Dekatkan tubuh tenaga kesehatan dengan klien
Meminimalkan gaya penganhgkat 5 kg pada tinggi pinggang sama dengan 50 kg pada setinggi lengan
Gunakan lengan dan tungkai (bukan puggung)
Otot tungkai lebih kuat, < otot makin besar kemampuan otot tanpa cidera
Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak
Mempersiapkan otot serentak dan meminimalkan usaha mengangkat beban.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar